Agen, Gejala-Gejala dan Distribusi Penyakit Tifus

Bookmark and Share


Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinis yang sama dengan enteritis akut, oleh karena itu penyakit ini disebut juga penyakit demam enterik. Penyebabnya adalah kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi   A, B dan C, selain demam enterik kuman ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus). Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak, namun tidak tertutup kemungkinan untuk orang muda/dewasa. Kuman ini terdapat didalam kotoran, urine manusia, dan juga pada makanan dan minuman yang tercemar kuman yang dibawa oleh lalat.

Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut Tyfoid fever atau thypus abdominalis, karena pada umumnya kuman menyerang usus, maka usus bisa jadi luka, dan menyebabkan perdarahan, serta bisa pula terjadi kebocoran usus.

Di Indonesia, diperkirakan insiden demam enterik adalah 300  � 810 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Menurut hasil SKRT tahun 1986 bahwa 3 % dari seluruh kematian (50.000 kematian) disebabkan oleh demam enterik. Penyakit ini meskipun sudah dinyatakan sembuh, namun penderita belum dikatakan sembuh total karena mereka masih dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain (bersifat carrier). Pada perempuan kemungkinan untuk menjadi carrier 3 kali lebih besar dibandingkan pada laki-laki.

Sumber penularan utama ialah penderita demam enterik itu sendiri dan carrier, yang mana mereka dapat mengeluarkan berjuta-juta kuman Salmonella typhi dalam tinja dan tinja inilah yang merupakan sumber pencemaran.

AGENT (KUMAN PENYEBAB)

1. Morfologi Salmonella typhosa.

Kuman berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2  - 4 mikrometer x 0.5 - 0.8 mikrometer dan bergerak, pada biakan agar darah koloninya besar bergaris tengah 2 sampai 3 millimeter, bulat, agak cembung, jernih, licin dan tidak menyebabkan hemolisis.

2. Fisiologi
Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada suhu 15  - 41 derajat Celcius (suhu pertumbuhan optimum 37 derajat Celcius) dan pH pertumbuhan 6  - 8. Pada umumnya isolat kuman Salmonella dikenal dengan sifat-sifat, gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa, Voges Praskauer dan KCN.
Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan  H2S. Samonella thypi hanya membentuk sedikit  H2S dan tidak membentuk gas pada fermentase glukosa. Pada agar SS,Endo, EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwana, pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat logam akibat pembentukan H2S.

3. Daya tahan.
Kuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60 derajat celcius selama 15 sampai 20 menit,  juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi, pendidihan dan klorinasi serta pada keadaan kering. Dapat bertahan hidup pada es, salju dan air selama 4 minggu sampai berbulan-bulan. Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang mengandung garam metil, tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium tetrationat dan natrium deoksikolat. Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk isolasi Salmonella dari tinja.

GEJALA-GEJALA

Masa tunas bervariasi antara 3 dan 4 hari. Penyakit tidak datang dengan sekaligus tetapi datangnya secara berangsur, didahului dengan sakit kepala, badan lesu, kadang-kadang disertai batuk dan sakit perut. 
Dalam minggu pertama suhu tubuh meninggi secara bertingkat seperti jenjang berangsur dari suhu normal sampai mencapai 38  � 40 derajat celcius. Suhu tubuh lebih meninggi pada sore dan malam hari dibanding dengan pagi hari. Denyut nadi terasa perlahan, jadi pada saat ini terdapat bradikardi relatif, sedangkan biasanya bila suhu tinggi pada penyakit panas lainnya maka nadi pun ikut cepat juga. Buang air besar biasanya terganggu, dan terdapat lidah putih serta kotor, tepi lidah kelihatan merah, kelihatan lidah gemetar, timbul bintik-bintik di dada dan perut pada awal penyakit selama kira-kira 5 hari pertama, kemudian tanda-tanda ini akan menghilang, dan bisa menimbulkan infeksi pada kelenjar usus halus.

Pada minggu kedua akan timbul pernanahan pada usus halus tersebut, dimana penderita kelihatan menderita sakit berat, muka kelihatan pucat, lidah kering, serta diliputi oleh lapisan lendir kental, nafsu makan berkurang, kadang-kadang ada juga penderita yang mencret (diare) disertai rasa sakit perut.

Dalam minggu ketiga gejala akan kelihatan lebih jelas lagi yaitu perut terasa sakit sekali, tidak buang air besar, denyut nadi cepat dan lemah, kesadaran menurun dan kadang-kadang sampai tidak sadar. Pada stadium ini dapat terjadi perdarahan usus, lalu disusul kematian.

Bila tidak terjadi komplikasi lebih lanjut, maka penyakit berangsur sembuh. Suhu tubuh akan menurun secara lisis yaitu dengan berangsur pada akhir minggu ketiga,  gejala-gejala lainpun akan menghilang pula. Lidah mulai kelihatan bersih. Namun begitu pada saat ini kita harus berhati-hati juga mengingat penyakit masih bisa kambuh kembali. Jadi penderita seharusnya jangan menghentikan pengobatan sebelum waktunya dan juga tidak boleh bergiat dengan tiba-tiba.

DISTRIBUSI

Penyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini. Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak, sedangkan p ada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70  � 80 % pasien berumur 12  � 30 tahun, 10 � 20 % berumur 31 � 40 tahun dan lebih sedikit pada pasien berumur diatas 40 tahun.

Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan penyebarannya sebagai penyakit menular, tidak selalu bergantung pada iklim, tetapi lebih banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis. Di Indonesia, penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun, dari hasil penelitian kemungkinan kasus ini lebih meningkat pada musim hujan, juga bisa pada musim kemarau atau pada peralihan musim kemarau kemusim hujan.   

Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih tinggi berkisar antara 0,7  � 1 %. Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang bika mencapai dosis infektif.

ACHMAD AMRULLAH
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNHALU 

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar