Komplikasi, Diagnosis Laboratorium, Pengobatan, dan Pencegahan Tipus

Bookmark and Share
KOMPLIKASI.

Selain pada usus, juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya, kantong empedu dapat meradang, dan membesar, limpa membesar (splenomegali), hati membesar (hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi). Disana kuman dapat berkumpul dan menetap pada penderita. Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber penyakit, karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit, sedangkan ia dapat bebas bergaul dengan orang-orang sehat.
 
Oleh karena adanya penderita yang bersifat carrier, maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut  tidak merupakan seorang carrier penyakit, yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya lebih dahulu. Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

DIAGNOSIS LABORATORIUM.


Ada 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid, yakni:
1. Diagnosis mikrobiologik/pembiakan kuman.
2. Diagnosis serologik.
3. Diagnosis klinik.

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90 % penderita yang tidak diobati, kultur darahnya positif dalam minggu pertama. Hasil ini menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40 %. Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90 % positif.

Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun, tetapi untuk tinja dan kultur urin meningkat yaitu 85 % dan 25 % berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat.  Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 % penderita dan kira-kira 3 % penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan  kuman Salmonella typhi dalam tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki.

Diagnosis serologik tergantung pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H, yang dapat dideteksi dengan reaksi aglutinasi (test widan). Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun. Titer aglutinin 1/200 atau kenaikan titer lebih dari 4 kali berarti test Widal positif, hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi.

PENGOBATAN 

A. Perawatan

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi, observasi dan pengobatan, pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari, bebas demam atau 14 hari, keadaan ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas. 

B. Diet
Pada mulanya penderita diberikan  bubur saring dan kemudian bubur kasar yang bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus. Dengan menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas, tentu pasien kurang mau menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan sekaligus memperlambat proses penyembuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat  secara dini, yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus abdominalis.

C. Obat-Obatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika angka kematian turun menjadi 1 % bahkan kurang). Antibiotika kloramfenikol masih dipakai sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya. Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol, antibiotika ini memberikan efek klinis paling baik dibandingkan obat lain. Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek toksik terhadap sumsum tulang. Penggunaan kloramfenikol, demam akan turun rata-rata setelah 5 hari. Obat-obat lain seperti Ampysilin, amoksisilin dan trimetoprim sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan, dimana strain kuman penyebab telah resisten terhadap kloramfenikol, selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik dibandingkan kloramfenikol. Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah, terutama carrier dengan batu empedu. Penderita carier tanpa batu empedu, pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit, tetapi bila disertai kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika.  Imunisasi dengan vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik, vaksin akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi, O dan H. Dari percobaan pada sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O.
 
PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN SUMBER INFEKSI


Dengan mengetahui cara  penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi, perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan, pembuangan sampah dan clorinasi air minum, perlindungan terhadap suplai makanan dan minuman, peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi populasi lalat (reservoir).

Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan (terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri makanan maupun restoran. Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian, bahan dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik, dianjurkan pula bagi pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat mencuci pakaian.

Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang.. Pasien yang cerrier positif diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi orang lain.

ACHMAD AMRULLAH
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALUOLEO

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar