BERITA TERKINI, Laju Rupiah kembali tersungkur seiring respons pelaku pasar terhadap rilis hasil pertemuan Federal Office Meeting Committe (FOMC) yang kembali melakukan pengurangan pembelian obligasi menjadi 65 miliar dollar AS dari sebelumnya 75 miliar dollar AS.
Pada penutupan pekan kemarin (30/1/2014) rupiah bertengger pada posisi Rp 12.226 per dollar AS. Mata uang rupiah lebih rendah dari posisi sebelumnya yang berada pada Rp 12.154 per dollar AS.
Reza Priyambada Kepala Riset Trust Securities menilai pelemahan Rupiah turut dipicu imbas terdepresiasinya sejumlah mata uang emerging market termasuk Euro dan Poundsterling yang juga terlibas terapresiasinya dollar AS.
Langkah bank sentral Turki yang diikuti bank sentral AfSel dengan menaikkan suku bunga acuannya dinilai gagal dalam meyakinkan para pelaku pasar terhadap kondisi moneternya.
"Sehingga membuat mata uang kedua negara kembali terdepresiasi dan Rupiahpun secara tidak langsung ikut terkena dampaknya," kata Reza di Jakarta, Senin (3/2/2014).
Merosotnya mata uang regional Asia juga semakin menekan apresiasi rupiah. Pelemahan ini diakibatkan oleh rilis rendahnya HSBC manufacturing PMI China yang mengkonfirmasi makin melambatnya perekonomian China.
Pada hari ini diperkirakan Laju Rupiah kembali di bawah support Rp12179. Rp12248-12198 (kurs tengah BI). (src:tribunnews.com)
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar