BERITA TERKINI, Brigadir Kumala Tua Aritonang, rela mundur dari jajaran Direktorat Narkoba Polda Bengkulu, demi merintis karier politik agar bisa seperti Gubernur DKI Jakarta, Joko "Jokowi" Widodo.
Ia resmi mengajukan surat pengunduran diri dari kepolisian, Kamis (30/1/2014). Brigadir Aritonang, sebelumnya dikenal lantaran berani mengaku diperas pimpinannya hingga Rp 20 miliar.
"Saya telah melayangkan surat pengunduran diri dari kepolisian ke Kapolri, Kapolda, dan Direktur Narkoba Polda Bengkulu, Rabu (29/1/2014). Tinggal menunggu proses saja, ke depan saya ingin jadi politikus dan akan berbuat seperti Joko Widodo," kata Brigpol Tua Aritonang, Kamis (30/1/2014).
Selain ingin berkarier sebagai politisi, ia juga berencana serius pada dunia usaha yang telah ia geluti bersama istrinya sejak beberapa tahun lalu. Ia juga mengatakan, bukan tidak mencintai institusi kepolisian tempat ia bernaung sejak 11 tahun terakhir.
"Saya bukan tidak mencintai Polri, saya besar dari institusi Polri, namun saya harus memutuskan pilihan saat ini," kata dia.
Brigadir Tua Aritonang, merupakan anggota jajaran Direktorat Narkoba Polda Bengkulu. Sebelumnya, ia menuding mantan atasannya yang sekarang menjabat Kapolres Seluma, AKBP Lumban Gaol, memerasnya hingga Rp 20 miliar dalam kerja sama bisnis.
Ia melaporkan tindakan Lumban Gaol ke beberapa pihak yakni Kapolri, Kompolnas, dan Indonesia Corruption Watch (ICW).
Atas tuduhan tersebut, Kapolres Seluma yang merupakan mantan atasannya saat bertugas di Polda Bengkulu justru menuding Brigpol Kumala Tua Aritonang telah mencemarkan nama baiknya.
"Tidak benar tuduhan tersebut. Dia itu ada bisnis dengan teman saya, salah seorang pengusaha Surabaya, sampai sekarang utang dia tidak dilunasi, sementara saya malu dengan teman saya dari Surabaya itu. Mengenai jumlahnya berapa saya tidak tahu pasti, saya hanya memperkenalkan dia dengan kenalan saya itu," bela Lumban Gaol saat dikonfirmasi. (src:tribunnews.com)
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar